Rabu, 08 September 2010

Suka cita

Hati yang gembira adl obat,ttp semangat yg patah mengeringkan tulang,ayo terus bersemangat....beraktifitas sesuai kemampuan masing2,tidak usah menunggu kesempatan....

Bagaimana kita peroleh suka cita?
Berdiamlah di dalam Dia, dalam Firman-Nya, dan berusaha untuk mengenal Dia dengan lebih dekat.
Kalau kita berdiam di dalam Dia, Dia berjanji bahwa “sukacitamu akan penuh” (Yohanes 15:1-11).
Hanyalah melalui Roh Kudus Allah kita dapat memperoleh sukacita sejati (Mazmur 51:11-12, Galatia 5:22, 1 Tesalonika 1:6)

Tidak ada yang dapat kita lakukan tanpa kuasa Allah (2 Korintus 12:10, 13:4). 
Bahkan, makin kita berusaha mendapat sukacita dengan cara kita sendiri, makin susahlah kita.
Beristirahatlah dalam tangan Tuhan (Matius 11:28-30) dan carilah wajah-Nya melalui doa dan Kitab Suci.
 

Kenangan

 
Rosa bersama Oma Yohana di Cikeas tanggal 18 April 2009 ,saat Antaran Septi
Rosa,Kak Pieter,Ani dan Ina saat di Cikeas
 Hendro dan tunanganya bersama Rosa dan Moty
Rosa di Jcc saat pernikahan Septi dan Tya
 
Bersama Mas Tantowi Yahya Di Jcc
 
 Edy dan Rosa di Jcc

Menjadi ibu



Menjadi ibu adalah peranan yang sangat penting yang Tuhan berikan kepada banyak perempuan.  Dalam Titus 2:4-5 yang berbunyi, “Dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang” para ibu diminta untuk mencintai anak-anak mereka. Dalam Yesaya 49:15a Alkitab mengatakan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?”  Kapankah fungsi keibuan dimulai? Anak adalah hadiah dari Tuhan (Mazmur 127:3-5). Kasih ibu adalah dia “lebih menyukai” anak-anak kita, “memperhatikan” mereka, “membesarkan” mereka, “memeluk mereka dengan kasih sayang,” “mencukupi kebutuhan mereka,” “berteman dengan lemah lembut.”  Setiap anak adalah pribadi yang unik yang berasal dari tangan Tuhan. Kita diperintahkan dalam Alkitab untuk melihat “kasih-ibu” sebagai tanggung jawab kita. Baik para ibu maupun para ayah diperintahkan oleh Firman Tuhan untuk melakukan beberapa hal: Tersedia – pagi, siang dan malam (Ulangan 6:6-7) Keterlibatan – berinteraksi, berdiskusi, memikirkan dan memproses kehidupan bersama-sama (Efesus 6:4).  Mengajar – Alkitab, pandangan dunia yang Alkitabiah (Mazmur 78:5-6, Ulangan 4:10, Efesus 6:4). Mendidik – menolong anak mengembangkan keterampilan dan menemukan kekuatannya (Amsal 22:6).  Mendisiplin – mengajarkan takut akan Tuhan, menentukan batas secara konsisten, penuh kasih dan ketegasan (Efesus 6:4; Ibrani 12:5-11, Amsal 13:24, 19:18, 22:15, 23:13-14, 29:15-17).  Membesarkan – menyediakan lingkungan di mana terdapat dukungan secara lisan yang konstan, boleh gagal, penerimaan, kemesraan, kasih yang tanpa syarat (Titus 2:4, 2 Timotius 1:7, Efesus 4:29-32, 5:1-2, Galatia 5:22, 1 Petrus 3:8-9).  Memberi teladan dengan integritas – hidup sesuai dengan apa yang diajarkan, menjadi teladan yang dapat dipelajari oleh anak dengan “menangkap” esensi dari kehidupan yang saleh (Ulangan 4:9, 15, 23; Amsal 10:9, 11:3, Mazmur 37:18, 37). Alkitab tidak pernah memerintahkan setiap perempuan untuk menjadi ibu. Namun demikian Alkitab mengatakan bahwa mereka yang diberkati Tuhan untuk menjadi ibu harus menerima tanggung jawab itu dengan serius.  Para ibu memiliki peranan yang unik dan krusial dalam hidup anak-anak mereka. Menjadi ibu bukanlah tugas atau pekerjaan yang tidak menyenangkan.  Sebagaimana ibu mengandung dan memberi makan serta memperhati anak pada masa bayi – para ibu memiliki peranan yang berkelanjutan dalam hidup anak-anak mereka, para remaja, dewasa muda dan bahkan anak yang sudah dewasa. Sekalipun peranan keibuan harus berubah dan berkembang, kasih, perhatian, perawatan, dan dorongan yang diberikan seorang ibu tidak pernah akan berakhir.

Batu Raden

Lokasi Teluk Penyu Cilacap,Batu Raden ,GBI Cilacap